health-pulse-sedentary-lifestyle-banner health-pulse-sedentary-lifestyle-banner
Asuhan Pencegahan
Kesehatan Jantung

Gaya Hidup Sedenter dan Dampaknya pada Kesehatan Jantung

09 Agustus 2024 · 6 mins read

Topics






Ketahui bagaimana gaya hidup sedenter atau kurang beraktivitas dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kesehatan jantung Anda.

Bukan hal yang mengagetkan bahwa maraknya gaya hidup sedenter sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan di dalam dunia yang semakin modern ini. Gaya hidup tersebut telah menjadi masalah global karena dampaknya yang mendalam terhadap berbagai aspek kesehatan, terutama kesehatan jantung.

Artikel ini akan membahas gaya hidup sedenter, penyebabnya, dan, yang paling penting, bagaimana hal ini berdampak negatif pada sistem kardiovaskular.

Apa itu gaya hidup sedenter?

Istilah "gaya hidup sedenter" merujuk pada gaya hidup tanpa kebiasaan berolahraga atau jarang, disertai dengan lebih banyak waktu duduk atau berbaring, atau pada intinya memiliki aktivitas fisik dalam jumlah yang sangat minimal. Gaya hidup ini termasuk duduk di depan meja dalam waktu yang lama, menonton televisi, dan penggunaan gawai digital dalam waktu yang lama.

Singkatnya, perilaku sedenter berarti tidak banyak melibatkan pergerakan, yang berarti lebih sedikit kalori yang terbakar. Isu ini menjadi masalah kesehatan masyarakat yang tidak bisa dipungkiri lagi setelah maraknya berbagai kondisi kesehatan kronis.

Sebenarnya, meningkatnya perilaku sedenter secara global merupakan tren yang mengkhawatirkan. Menurut data World Health Organization (WHO), kurangnya beraktivitas fisik adalah faktor risiko mortalitas keempat paling tinggi di dunia, dan kini berperan dalam 3,2 juta kasus kematian tiap tahunnya.

Apa saja penyebab umum munculnya gaya hidup sedenter?

Beberapa faktor berkontribusi terhadap maraknya perilaku sedenter. Memahami faktor ini sangat penting untuk melawan epidemi gaya hidup sedenter dengan efektif.

Meluasnya teknologi serta merebaknya model bekerja di balik meja dalam pekerjaan modern ini adalah dua kontributor signifikan.

Contohnya, ketersediaan ponsel pintar (smartphone) dan komputer telah memungkinkan kita mengakses hiburan dari sofa empuk di rumah, sehingga mengurangi keharusan beraktivitas fisik.

Pekerjaan dengan model bekerja di balik meja juga mengharuskan duduk dalam waktu yang lama, semakin mempermudah gaya hidup yang tidak aktif dan banyak bergerak. Hal ini telah meningkatkan risiko berbagai kondisi kesehatan, seperti obesitas, penyakit kardiovaskular, dan gangguan sistem muskuloskeletal.

Kemudian, kemajuan transportasi juga semakin mengurangi keharusan beraktivitas fisik dalam keseharian kita. 

Bagaimana gaya hidup sedenter mempengaruhi kesehatan jantung?

Kaitan antara gaya hidup sedenter dan kesehatan jantung sangat erat, dan buktinya terekam dengan baik. Kurang beraktivitas fisik dalam jangka panjang dapat menimbulkan serangkaian dampak buruk pada sistem kardiovaskular.

Kurangnya beraktivitas fisik dikaitkan dengan beberapa kondisi jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung koroner, dan hipertensi (tekanan darah tinggi).

Misalnya, gaya hidup sedenter dapat membuat seseorang menderita penyakit jantung koroner, karena menyebabkan penumpukan plak pada arteri. Hal ini kemudian mengurangi aliran darah ke jantung, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung.

Riset menunjukkan bahwa perilaku sedenter secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung:

  • Aliran darah terhambat: Duduk dalam waktu yang lama mengurangi aliran dan sirkulasi darah, sehingga menghasilkan timbunan lemak di arteri. Hal ini dapat menimbulkan arterosklerosis, sebuah kondisi yang ditandai dengan arteri yang menyempit dan mengeras.
  • Tekanan darah tinggi: Gaya hidup sedenter diasosiasikan dengan tekanan darah yang tinggi. Hipertensi adalah faktor risiko krusial penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan strok.
  • Dampak negatif pada kadar kolesterol: Kurang aktif secara fisik dapat memicu perubahan buruk pada profil kolesterol, dengan kolesterol LDL (kolesterol jahat) naik, sementara kolesterol HDL (kolesterol baik) turun.
  • Obesitas dan sindrom metabolik: Perilaku sedenter memicu kenaikan berat badan dan munculnya sindrom metabolik, yaitu sekumpulan kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan strok.
  • Resistansi insulin: Kurangnya beraktivitas fisik serta duduk dalam waktu yang lama dapat memicu kenaikan berat badan yang signifikan dan resistensi insulin, yaitu kondisi ketika sel-sel tubuh tidak merespon insulin secara efektif. Hal ini dapat berperan dalam munculnya diabetes tipe 2, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.
  • Masalah kesehatan mental: Semakin banyak bukti ilmiah yang mengaitkan perilaku sedenter dengan gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan. Aktivitas fisik membantu pelepasan neurotransmiter dan endorfin, zat-zat kimia yang berdampak positif pada suasana hati dan kesejahteraan emosional.

Akibat dari perilaku sedenter yang berkepanjangan mungkin akan semakin parah dalam jangka panjang. Kurang beraktivitas dalam jangka panjang dapat mempercepat arterosklerosis serta meningkatkan risiko serangan jantung dan strok

Bagaimana saya dapat mengubah gaya hidup sedenter?

Untuk mencegah dampak buruk gaya hidup sedenter pada kesehatan jantung dan kesejahteraan secara keseluruhan, coba terapkan strategi berikut:

  • Beraktivitas fisik: Beraktivitas fisik secara rutin penting untuk menjaga kesehatan kardiovaskular. Cobalah berolahraga dalam intensitas sedang, setidaknya 150 menit dalam seminggu.
  • Perubahan gaya hidup: Sisipkan banyak pergerakan dalam rutinitas sehari-hari Anda. Jangan duduk terus menerus, berdiri dan regangkan badan Anda secara berkala. Anda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan meja kerja berdiri. Berjalan atau bersepedalah jika berpergian jarak dekat alih-alih menggunakan kendaraan bermotor. Baca: 4 cara untuk menghindari duduk terlalu lama
  • Diet dan nutrisi: Menerapkan diet yang menyehatkan jantung dapat membantu melawan dampak gaya hidup sedenter. Konsumsi diet seimbang yang kaya protein rendah lemak, gandum utuh, sayur, buah, dan lemak tak jenuh. Batasi asupan lemak jenuh dan lemak trans, alkohol, gula, dan garam. Perhatikan pula jumlah porsinya untuk mencegah makan terlalu banyak.
  • Kelola stres: Stres kronis dapat memperparah dampak negatif gaya hidup sedenter pada kesehatan jantung. Untuk mendukung kesejahteraan secara umum, terapkan teknik menghilangkan stres, seperti meditasi, latihan bernapas dalam, dan mindfulness.
  • Pemeriksaan kesehatan berkala: Pemeriksaan kesehatan berkala dengan tenaga kesehatan profesional penting untuk memantau kesehatan jantung Anda. Skrining kesehatan, seperti pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan kadar gula darah, dan tes profil kolestrol, dapat memberikan informasi penting bagi faktor risiko kardiovaskular Anda.

Buat janji temu di Rumah Sakit Pantai

Mengubah gaya hidup serta mengonsumsi diet yang menyehatkan jantung dapat secara signifikan meningkatkan kesehatan. Lebih lanjut lagi, mengatasi stres kronis dengan meditasi dan mengenal konsep mindfulness dapat memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan jantung Anda. Pemeriksaan kesehatan berkala dan skrining kesehatan juga penting, karena dapat mendeteksi faktor risiko kardiovaskular sejak dini, dan memfasilitasi intervensi yang tepat waktu.

Di Rumah Sakit Pantai, kami menawarkan berbagai program skrining kesehatan untuk setiap individu, sesuai dengan kesehatan dan kebutuhannya. Tim tenaga kesehatan profesional kami akan membantu merekomendasikan atau menyesuaikan paket pemeriksaan yang sesuai dengan usia, jenis kelamin, keluarga, dan riwayat kesehatan Anda.

Untuk janji temu, hubungi Pusat Skrining Kesehatan kami, atau hubungi kami untuk membuat janji temu hari ini untuk berkonsultasi, atau cari tahu lebih jauh mengenai Layanan Perawatan Kardiologi kami di Rumah Sakit Pantai terdekat Anda.

Rumah Sakit Pantai telah terakreditasi oleh Malaysian Society for Quality in Health (MSQH) atas komitmennya terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.

Artikel yang Disarankan

Click to know more!