Ginjal adalah organ penting yang membantu mengeluarkan toksin, zat-zat sisa, serta kelebihan cairan dari tubuh.

Ginjal juga berperan penting dalam mengontrol zat kimia dalam darah dan tekanan darah, menjaga tulang tetap sehat, serta merangsang produksi sel darah merah.

Ketika ginjal gagal berfungsi dengan baik, hal ini akan mempengaruhi otot, saraf, dan jaringan lain pada tubuh.


Apa perbedaan penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal?

Penyakit ginjal kronis adalah kondisi ketika ginjal rusak dan kemampuan menyaring dan mengeluarkan zat sisa dan cairan dari tubuh juga berkurang. Hal ini menyebabkan zat sisa menumpuk dalam tubuh.

Gagal ginjal, atau penyakit ginjal stadium akhir, adalah kondisi ketika ginjal sudah berhenti bekerja dengan benar, sehingga pasien harus menjalani dialisis atau transplantasi ginjal untuk bertahan hidup.


Apa sajakah gejala dan tanda penyakit ginjal?

Gejala-gejalanya mungkin tidak terlihat pada stadium awal penyakit ginjal, namun tanda-tanda akan semakin terlihat seiring waktu dan penyakit memburuk. Beberapa gejala tersebut adalah:

  1. Kelelahan atau tidak berenergi
    Gejala ini adalah tanda yang umum dari penyakit ginjal. Disfungsi ginjal dapat menyebabkan penumpukan zat beracun (toksin) di darah. Hal ini dapat menyebabkan penderita merasa lelah dan sulit berkonsentrasi.
  2. Sulit tidur
    Apnea tidur juga umum dirasakan penderita penyakit ginjal kronis. Ketika ginjal tidak berfungsi sebagaimana mestinya, toksin akan menumpuk di darah, karena tidak bisa dibuang lewat urin.
  3. Kulit kering dan gatal
    Kondisi ini juga gejala umum yang muncul jika ginjal Anda tidak bekerja dengan baik. Kulit kering dan gatal juga dapat menandakan penyakit tulang atau mineral yang disertai dengan masalah pada ginjal.
  4. Kram otot
    Ketidakseimbangan elektrolit disebabkan oleh fungsi ginjal yang menurun. Hal ini menyebabkan kadar fosfor dan kalsium yang rendah, sehingga menyebabkan kram otot.
  5. Nafsu makan rendah
    Kondisi ini adalah gejala umum yang diakibatkan oleh penumpukan toksin akibat menurunnya fungsi ginjal.
  6. Pembengkakan kaki dan pergelangan kaki
    Menurunnya fungsi ginjal dapat menyebabkan retensi natrium yang berujung pada pergelangan kaki dan kaki yang membengkak.
  7. Merasa sering ingin buang air kecil
    Merasa ingin buang air kecil di malam hari dapat merupakan tanda penyakit ginjal. Hal ini biasana terjadi karena fungsi menyaring di ginjal menurun, sehingga meningkatkan rasa ingin berkemih.
  8. Darah pada urin
    Ginjal yang berfungsi dengan baik akan mampu menahan sel-sel darah dan menyaring zat sisa dari darah. Namun, jika fungsi menyaring ginjal ini tidak bekerja dengan baik, sel-sel darah merah bisa ikut terbuang lewat urin.
  9. Area di sekitar mata sembap
    Fungsi menyaring ginjal yang buruk dapat membuat protein keluar melalui urin, menyebabkan area di sekitar mata sembap.
  10. Urin berbusa
    Terlalu banyak busa dalam urin mengindikasikan bahwa protein keluar bersama dengan urin. Hal ini dapat menyerupai telur kocok dan dapat membutuhkan beberapa kali bilasan untuk membuangnya.

Bagaimana cara mendiagnosis penyakit ginjal?

Berikut adalah beberapa metode diagnostik untuk mendeteksi penyakit ginjal:

  1. Tes darah

    Hal ini dilakukan untuk menentukan kadar kreatinin, zat sisa dalam darah Anda.

    Dokter Anda akan menganalisis hasilnya dengan mempertimbangkan faktor lainnya, seperti:

    • Usia
    • Gender
    • Tinggi dan berat badan
    • Etnis

    Formula tertentu kemudian akan digunakan untuk menghitung faktor-faktor tersebut bersamaan dengan kadar kreatinin darah untuk menghasilkan estimasi laju filtrasi glomerulus (eGFR).

    Ginjal yang sehat seharusnya dapat menyaring 90 ml cairan per menit.

  2. Tes urin

    Tes urin dilakukan untuk:

    • Menentukan kadar protein atau darah dalam urin
    • Memeriksa kadar kreatinin dan albumin di dalam urin, serta rasio albumin-kreatinin, atau ACR.
  3. Tes lain

    Beberapa tes lain yang dapat dilakukan untuk menentukan kesehatan ginjal Anda meliputi:

    • Biopsi ginjal - Sampel jaringan ginjal akan diambil menggunakan jarum, dan diobservasi dengan mikroskop untuk memeriksa apakah terdapat kerusakan.
    • Sistem pencitraan - Pemindaian ultrasonografi (USG), CT scan, dan MRI scan dilakukan untuk melihat bagian dalam ginjal

Apa saja penyebab gagal ginjal?

Dua penyebab utama penyakit ginjal adalah diabetes dan tekanan darah tinggi. Terkadang, gaga ginjal juga dapat terjadi karena beberapa alasan lain, seperti:

  • Penyakit ginjal polikistik (polycystic kidney disease/PKD)
  • Kerusakan akibat cedera fisik
  • Pielonefritis atau infeksi ginjal berulang
  • Tersumbatnya saluran kemih yang sudah berlangsung lama, diakibatkan oleh kanker, batu ginjal, atau masalah prostat lainnya.
  • Peradangan pada tubulus ginjal atau area yang terkait (nefritis interstisial)
  • Glomerulonefritis, yaitu ketika peradangan terjadi pada unit penyaring ginjal.
  • Vesikoureter, yaitu kondisi medis yang menyebabkan urin tertahan di ginjal

Apa saja tahapan gagal ginjal?

Secara umum, terdapat lima tahapan gagal ginjal, yang dapat ditentukan lewat tes-tes tertentu.

Metode pengobatannya pun bergantung pada tahapan gagal ginjal.

Stadium

Deskripsi

Stadium

Deskripsi

Stadium 1 - Fungsi ginjal sehat

Tahap ini tidak menunjukkan adanya kerusakan atau masalah pada ginjal. Nilai eGFR mencapai 90 atau lebih. Gejalanya ringan, dan tes dapat menunjukan adanya protein dalam urin.

Stadium 2 - Penurunan fungsi ginjal ringan

Pada tahap ini, kerusakan masih ringan, dan nilai eGFR berada di antara 60 dan 89. Ginjal masih dapat berfungsi dengan normal, namun tes dapat menunjukkan adanya protein dalam urin.

Stadium 3 - Penurunan fungsi ginjal moderat

Mulai dari tahap ini, zat-zat sisa mulai menumpuk dalam darah, karena ginjal tidak lagi mampu menyaring zat sisa dan kelebihan cairan dalam darah.

Kondisi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan lain, seperti kelelahan, penyakit tulang, dan tekanan darah tinggi.

Gejala lainnya, seperti kelelahan yang amat sangat serta pembengkakan di tangan dan kaki, juga dapat muncul.

Nilai eFGR berkisar antara 30 dan 59.

Stadium 4 - Penurunan fungsi ginjal parah

Pada tahap ini, penumpukan toksin dan cairan berlebih dalam darah semakin tinggi. Sebagai akibatnya, pasien akan menderita berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan tulang, serta tekanan darah tinggi.

Pada tahap ini, nilai eFGR jatuh ke kisaran 15-29.

Gejala lainnya, seperti pembengkakan di kaki, punggung bagian bawah, dan tangan, juga dapat muncul. Pasien juga mungkin harus menjalani dialisis pada tahap ini.

Stadium 5 - Fungsi ginjal gagal sepenuhnya

Kondisi ini adalah tahap yang membahayakan jiwa, yaitu ketika toksin dalam darah sudah terlalu menumpuk. Sebagai akibatnya, kondisi pasien memburuk dan membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal untuk bisa bertahan hidup.

Nilai eFGR bisa mencapai 15 atau kurang, mengindikasikan berhentinya fungsi ginjal. Beberapa gejalanya meliputi: kelelahan yang ama sangat, mual, muntah, dan pembengkakan di kaki.


Apa saja opsi pengobatan gagal ginjal?

Dua opsi pengobatan yang paling sering diterapkan untuk gagal ginjal adalah sebagai berikut:

Transplantasi ginjal

Opsi ini adalah metode pembedahan yang melibatkan pengangkatan ginjal yang rusak dan penggantian dengan ginjal yang sehat. Dibutuhkan pendonor dengan golongan darah yang sama.

Setelah transplantasi sukses, pasien dapat berhenti menjalani dialisis. Namun, ia harus terus mengonsumsi obat untuk mencegah penolakan tubuh terhadap organ transplantasi sepanjang sisa hidupnya.

Dialisis

Metode ini adalah opsi tercepat untuk menyelamatkan nyawa pasien ketika sudah mengalami gagal ginjal. Pada metode ini, zat sisa beracun dan kelebihan cairan pada tubuh akan dikeluarkan dengan bantuan alat.

Dialisis umumnya terbagi menjadi dua tipe:

  • Hemodialisis - Pada prosedur ini, dua jarum dipasang di lengan, yang kemudian akan disambungkan dengan alat hemodialisis. Darah yang mengandung racun akan dipompa ke tabung dialiser, disaring, kemudian dikembalikan ke dalam tubuh. Proses ini harus dilakukan terus menerus tiga kali seminggu.
  • Dialisis peritoneal - Pada metode ini, kateter (tabung plastik lunak) dipasang di perut lewat metode operasi. Lewat kateter tersebut, cairan pembersih steril dipompa ke perut. Setelah proses penyaringan selesai, cairan akan dikeluarkan lewat kateter.

Bagaimana usia harapan hidup penderita penyakit ginjal kronis?

Hal ini bergantung pada tiga faktor utama:

  • Pada stadium berapa pasien menerima diagnosis
  • Usia pasien
  • Jenis kelamin pasien

Seseorang pada stadium 1, 2, dan 3 memiliki usia harapan hidup lebih tinggi dari pasien pada stadium 4 dan 5.

Wanita berusia 40 tahun yang didiagnosis penyakit ginjal stadium 2 dapat hidup selama 34 tahun lagi, sementara pria berusia 40 tahun dengan diagnosis yang sama memiliki usia harapan hidup 30 tahun lagi.

Namun, jika penyakit ginjal terdeteksi pada stadium awal, terdapat pengobatan lanjutan yang tersedia, dan pasien dapat bertahan hidup lebih lama.

Usia harapan hidup pasien penyakit ginjal stadium 4

Penelitian menunjukkan bahwa, dengan pengobatan yang efisien, pasien penyakit ginjal stadium 4 dapat hidup hingga 14,5-16,5 tahun lagi.

Usia harapan hidup pasien penyakit ginjal stadium 5

Data yang dipublikasikan oleh National Kidney Foundation menunjukkan bahwa pasien penyakit ginjal stadium 5 dapat bertahan hidup hingga 5-10 tahun ke depan.

Penelitian lain menunjukkan bahwa pasien dengan nilai eGFR dalam kisaran 15-29 ml dapat bertahan hidup hingga 9-10 tahun.


Buat janji temu di Pantai Hospital

Pada intinya, penyakit ginjal kronis tidak bisa diobati, namun deteksi dini, gaya hidup sehat, dan pengobatan yang efektif dapat meningkatkan usia harapan hidup Anda setelah mendapatkan diagnosis.

Jika Anda atau orang terkasih Anda berisiko menderita penyakit ginjal kronis, hubungi kami untuk membuat janji temu dengan dokter spesialis nefrologi di Pantai Hospital terdekat Anda.

Pantai Hospitals telah diakreditasi oleh Malaysian Society for Quality in Health (MSQH) atas komitmennya terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.


Referensi

  1. Teresa K. Chen,Daphne H. Knicely and Morgan E. Grams (1 Oct 2019) Chronic Kidney Disease Diagnosis and Management at https://jamanetwork.com/journals/jama/article-abstract/2752067 [Accessed 11 Mar 2022]
  2. Robert Thomas,Abbas Kanso and John R. Sedor (2 June 2008) Chronic Kidney Disease and Its Complications at https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2474786/ [Accessed 11 Mar 2022]
  3. Simon DS Fraser and Tom Blakeman (1 June 2016) Chronic kidney disease: identification and management in primary care at https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5087766/ [Accessed 11 Mar 2022]
  4. National Kidney foundation at: https://www.kidney.org/news/newsroom/fsindex [Accessed 11 Mar 2022]
  5. WHO article on kidney disease https://www.who.int/bulletin/volumes/96/6/17-206441.pdf [Accessed 11 Mar 2022]
  6. Life expectancy with chronic kidney disease: an educational review, Available at https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5203814/ [Accessed 11 March 2022]
  7. Chronic kidney disease and life expectancy, Available at https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22442392/ [Accessed 11 March 2022]
  8. Dialysis, Available at https://www.kidney.org/atoz/content/dialysisinfo [Accessed 11 March 2022]
Loading...
Thank you for your patience
Click to know more!