Lupus Eritematosus Sistemik (LES): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Lupus mungkin terdengar familiar, terutama jika Anda mengetahui Selena Gomez, selebritas asal Amerika yang sangat terbuka mengenai perjuangannya melawan penyakit ini. Lupus tidak terlalu dikenal di khalayak ramai; oleh karena itu, kondisinya mampu meningkatkan kesadaran mengenai penyakit ini.
Apa itu Lupus Eritematosus Sistemik (LES)?
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah jenis penyakit lupus yang paling umum. LES adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan sistem imun tubuh yang menyerang jaringannya sendiri, sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan pada organ. Kondisi ini dapat menyerang sendi, kulit, otak, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah.
Apa saja gejalanya?
Individu dengan LES dapat mengalami berbagai gejala:
- Ruam di pipi (ruam kupu-kupu)
- Artritis
- Fotosensitivitas (sensitivitas terhadap cahaya)
- Kelenjar bengkak
- Rambut rontok
- Luka di mulut dan hidung yang tidak menyakitkan
- Demam
- Kejang
- Kelelahan
- Fenomena Raynaud - jari tangan dan kaki menjadi putih/pucat atau biru keunguan
Sebagian orang dewasa dapat mengalami satu periode ketika gejala LES muncul—atau ketika kambuh—yang dapat terjadi beberapa kali dalam selang waktu beberapa tahun, dan gejalanya kembali mereda—atau masa remisi. Namun, sebagian lainnya dapat mengalami periode kambuh lebih sering sepanjang hidupnya.
Apa saja faktor risikonya?
- Gender: Walaupun siapa pun dapat terkena lupus, kondisi ini lebih sering menyerang wanita. Wanita memilki risiko terkena lupus yang secara signifikan lebih tinggi, hingga 9-10 kali, dibandingkan pria.
- Pemicu dari lingkungan: Paparan terhadap faktor lingkungan, seperti infeksi virus, sinar matahari, obat-obatan tertentu, dan merokok, dapat memicu lupus pada individu yang rentan.
- Genetik: Kerabat pasien lupus memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena lupus.
Bagaimana cara diagnosis LES?
Mendiagnosis LES dapat menjadi hal yang sulit karena gejalanya sering menyerupai kondisi lain, dan dapat berbeda-beda pada tiap individu. Diagnosis umumnya diberikan berdasarkan kombinasi peninjauan gejala klinis dan tes laboratorium.
Tes antibodi antinuklir (Antinuclear Antibody/ANA)
Tes ini adalah tes awal yang paling umum untuk lupus. Hasil tes ANA positif menandakan bahwa sistem imun tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang jaringannya sendiri. Namun, hasil tes positif tidak langsung memastikan kondisi lupus, karena kondisi ini dapat terjadi pada penyakit autoimun lain, bahkan pada individu yang sehat.
Tes autoantibodi tertentu
Tes autoantibodi tertentu, seperti antibodi anti-double-stranded DNA (anti-dsDNA) dan anti-Smith (anti-Sm) dapat membantu memastikan diagnosis lupus, karena antibodi ini lebih spesifik merujuk pada penyakit tersebut.
Tes kadar protein komplemen
Kadar protein komplemen (C3, C4) yang rendah dalam darah dapat mengindikasikan adanya lupus, karena protein ini sering kali dikonsumsi saat sistem imun tubuh merespon penyakit.
Pemeriksaan darah dan urinalisis
Hitung darah lengkap dapat menunjukkan gejala anemia, jumlah sel darah putih yang rendah, dan jumlah platelet yang rendah. Urinalisis dapat mendeteksi darah atau protein dalam urin, yang mengindikasikan adanya kaitan dengan ginjal (lupus nefritis).
Terdapat kemungkinan salah diagnosis jika hanya tes darah yang digunakan untuk mendiagnosis LES. Karena sulitnya diagnosis, penting untuk berkonsultasi dengan ahli reumatologi untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Dokter spesialis reumatologi menggunakan kriteria tertentu dalam pengklasifikasian LES untuk keperluan penelitian.
Bagaimana cara pengobatan LES?
Walaupun LES tidak dapat disembuhkan, LES bisa diobati. Pengobatan LES sangat bergantung pada tiap individu, dan difokuskan untuk menangani gejala, mencegah LES kambuh, dan meminimalkan kerusakan organ.
Karena lupus dapat mempengaruhi bagian tubuh yang berbeda-beda, metode pengobatan disesuaikan dengan kebutuhan dan gejala tertentu tiap pasien.
- Obat Anti-inflamasi Non-steroid (OAINS): Obat-obatan ini dikonsumsi untuk meredakan rasa nyeri, pembengkakan, dan demam yang diasosiasikan dengan lupus.
- Kortikosteroid: Obat ini merupakan obat antiinflamasi yang digunakan untuk meredakan peradangan dan kinerja sistem imun tubuh. Obat ini diresepkan dalam dosis yang tinggi saat LES kambuh, lalu dikurangi saat gejala membaik.
- Imunosupresan: Obat ini berguna untuk menekan kinerja sistem imun tubuh yang ditujukan untuk individu dengan kasus lupus yang serius yang menyerang sistem saraf, ginjal, atau organ lain. Obat ini juga bisa dikonsumsi jika kortikosteroid tidak juga memperbaiki kondisi pasien, atau jika gejala memburuk ketika konsumsi kortikosteroid dihentikan.
Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi?
Beberapa komplikasi yang dikaitkan dengan LES meliputi:
- Lupus nefritis
- Gumpalan darah
- Anemia
- Kerusakan pada jaringan paru-paru
- Bekas luka pada kulit
- Deformitas sendi
- Jumlah platelet yang sangat rendah (parah)
- Peradangan pada usus
- Peradangan pada pembuluh darah
- Strok
- Peradangan pada jantung
- Komplikasi kehamilan
Bagaimana mencegah kambuhnya LES?
- Perlindungan dari matahari: Penting untuk melindungi diri Anda dari sinar matahari, karena paparan terhadap sinar ultraviolet (UV) dapat menyebabkan lupus, atau gejalanya memburuk. Gunakan tabir surya, dan hindari terpapar sinar matahari langsung jika memungkinkan.
- Diet dan nutrisi: Sebagian besar pasien lupus tidak membutuhkan diet khusus, namun tetap harus berusaha untuk mengonsumsi diet seimbang. Diet seimbang adalah diet yang rendah lemak, mengandung banyak buah, sayur, dan gandum utuh, serta mengandung daging merah, daging unggas, dan ikan secukupnya. Berkonsultasilah dengan dokter Anda, dan tanyakan jika Anda memerlukan perubahan diet.
- Olahraga: Mungkin Anda merasa sulit berolahraga ketika penyakit lupus Anda menyebabkan keletihan dan gejala lain, seperti gangguan pernapasan. Namun, Anda juga dapat kehilangan kekuatan otot jika Anda terus-terusan tidak bergerak aktif, yang lantas akan membuat Anda tidak bersemangat. Anda dapat melakukan gerakan-gerakan sederhana yang baik bagi kesehatan Anda. Disarankan untuk berolahraga dengan intensitas ringan dan melakukan gerakan untuk menguatkan dan meregangkan otot, misalnya berjalan, tai chi, yoga, pilates, aerobik low-impact, dan berenang.
- Hindari merokok: Merokok telah terbukti terkait dengan kambuhnya gejala lupus pada pasien, serta membawa dampak negatif bagi kesehatan. Berhenti merokok memang sulit, tapi dokter Anda dapat membantu Anda melewatinya.
- Waspadai kemungkinan adanya alergi obat-obatan: Alergi antibiotik lebih umum ditemukan pada pasien lupus, terutama antibiotik yang mengandung sulfonamida. Pastikan dokter yang merawat Anda mengetahu riwayat penyakit lupus Anda agar dokter dapat meresepkan obat-obatan yang tepat.
Buat janji temu di Rumah Sakit Pantai
Jika Anda atau orang terkasih Anda mengidap LES, penting untuk mengambil langkah penangaan penyakit tersebut. Ingat, Anda tidak sendirian.
Tim dokter reumatologi yang ahli dan berdedikasi di Rumah Sakit Pantai siap memberikan konsultasi guna menyediakan perawatan dan dukungan yang terbaik. Hubungi kami untuk membuat janji temu hari ini jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan mengenai LES. Kami memastikan Anda mendapatkan perawatan terbaik yang memungkinkan sesuai dengan kebutuhan Anda secara spesifik.
Rumah Sakit Pantai telah terakreditasi oleh Malaysian Society for Quality in Health (MSQH) atas komitmennya terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.