Refluks asam lambung, adalah suatu kondisi pencernaan yang umum terjadi ketika isi lambung bocor dan menuju kerongkongan (struktur berbentuk seperti tabung yang berukuran dengan lebar sekitar 1 inci dan panjang 10 inci, yang memanjang dari mulut ke perut Anda).
Sfingter esofagus bagian bawah (lower oesophageal sphincter/LES) adalah cincin otot melingkar yang terletak di ujung bawah esofagus dan terhubung ke lambung. LES mengendur dan terbuka agar makanan bisa masuk ke dalam lambung setelah Anda menelannya, yang kemudian bercampur dengan asam lambung untuk membantu pencernaan. LES kemudian menutup untuk mencegah refluks makanan dan asam lambung ke kerongkongan.
Refluks sesekali tergolong umum dan sering kali terjadi setelah makan makanan berat. Kebanyakan berlangsung singkat dan tidak menimbulkan komplikasi atau gejala yang mengganggu. Namun, Anda bisa mengalami gejala-gejala yang mengganggu atau kerusakan pada kerongkongan jika Anda mengalami refluks asam lambung.
Anda mungkin pernah mendengar tentang GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau Penyakit Refluks Gastroesofagus, yang didefinisikan sebagai kondisi pencernaan kronis dan bentuk refluks asam lambung yang lebih parah dengan gejala persisten yang memengaruhi kondisi kesehatan secara signifikan.
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami refluks asam lambung:
Langsung atau terlalu cepat berbaring setelah makan bisa menyebabkan asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, menimbulkan rasa nyeri pada ulu hati dan rasa tidak nyaman.
Gejala-gejala refluks asam lambung yang umum terjadi meliputi:
Diagnosis dilakukan berdasarkan gejala yang Anda laporkan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dokter Anda mungkin melakukan endoskopi saluran pencernaan atas (gastrointestinal/GI). Sebuah tabung tipis dan fleksibel dengan kamera (endoskop) digunakan untuk memeriksa kerongkongan dan lapisan lambung. Sampel biopsi mungkin diambil untuk mencari kerusakan atau tanda-tanda infeksi.
Suatu pengujian yang disebut studi pH kerongkongan yang berkepanjangan juga bisa dilakukan untuk mengukur tingkat keparahan refluks asam lambung. Tes ini melibatkan penyisipan tabung kecil dengan sensor melalui hidung ke kerongkongan atau penempatan sensor nirkabel selama endoskopi saluran pencernaan atas. Sensor ini akan tetap berada di posisi ini selama 24 jam.
Untuk gejala refluks asam lambung yang ringan, opsi pengobatan yang umum adalah mengonsumsi antasida seperti Gaviscon untuk meredakan gejala jangka pendek, karena obat ini menetralkan asam lambung. Antagonis reseptor histamin seperti cimetidine and famotidine menurunkan produksi asam di lambung lebih efisien daripada antasida dan efeknya bertahan lebih lama.
Untuk gejala sedang hingga parah, penghambat pompa proton (proton pump inhibitor/PPI) paling efektif dalam mengurangi asam lambung. Beberapa PPI bisa diperoleh tanpa resep dokter, sedangkan untuk dosis yang lebih tinggi, mungkin diperlukan resep dokter. Contoh PPI adalah omeprazole, pantoprazole.
Mayoritas penderita refluks asam lambung tidak akan mengalami komplikasi serius, terutama jika mereka sedang menjalani pengobatan. Namun, mereka yang mengalami refluks asam lambung parah terkadang bisa mengalami komplikasi yang berpotensi serius.
Melakukan penyesuaian diet dan gaya hidup bisa mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan secara signifikan saat terjadi refluks asam lambung.
Jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran apa pun tentang reflus asam lambung, hubungi kami untuk membuat janji temu konsultasi hari ini, atau hubungi tim Dokter Spesialis Gastroenterlogi kami di Rumah Sakit Pantai yang terdekat dengan Anda.
Rumah Sakit Pantai telah terakreditasi oleh Malaysian Society for Quality in Health (MSQH) atas komitmennya terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.