How Stress Affects IBS How Stress Affects IBS
Asuhan Pencegahan
Kesehatan Usus

Bagaimana Stres Mempengaruhi IBS?

28 Maret 2025 · mins read

Topics








Pelajari bagaimana stres mempengaruhi Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS) dan ketahui teknik pengelolaan stres untuk meredakan gejalanya. Hubungi Rumah Sakit Pantai untuk mendapatkan perawatan dari ahlinya.

Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS) adalah gangguan pencernaan kronis yang diderita jutaan orang di dunia. Kondisi ini ditandai dengan gejala seperti nyeri perut, kembung, diare, dan konstipasi. Penyebab IBS tidak diketahui, namun penelitian menunjukkan bahwa stres adalah faktor yang berkontribusi menimbulkan dan memperparah gejala IBS. Artikel ini membahas bagaimana stres mempengaruhi IBS dan memberikan strategi untuk mengatasi kondisi tersebut.

Apa Itu Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)?

Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS) adalah gangguan sistem pencernaan, yang utamanya menyerang usus besar (kolon). Walaupun penyebab utamanya tidak diketahui, kondisi ini diyakini dipengaruhi motilitas usus yang tidak normal, sensitivitas pencernaan yang meningkat, dan perubahan pada mikrobiota usus. Stres dikenal sebagai pemicu yang dapat menyebabkan gejala IBS kambuh atau menjadi lebih parah. IBS dapat mempengaruhi kualitas hidup individu, sering kali berujung pada kecemasan dan depresi, sehingga menyebabkan siklus ketidaknyamanan yang sulit dihentikan.

Bagaimana Stres Mempengaruhi IBS?

Stres memiliki pengaruh langsung pada sistem pencernaan, memicu berbagai perubahan fisiologis yang dapat memperparah gejala IBS. Ketika tubuh mengalami stres, otak mengirimkan sinyal yang mempengaruhi sistem pencernaan, yang kadang menyebabkan sensitivitas pencernaan meningkat, dan motilitas usus terganggu. Hubungan ini dikenal dengan brain-gut axis, yaitu sistem interaksi dua arah antara saluran pencernaan dan otak.

Stres dapat menyebabkan produksi hormon stres berlebih, seperti kortisol, yang lantas mempengaruhi sistem pencernaan. Hal ini lalu menyebabkan peningkatan permeabilitas usus, sehingga menyebabkan peradangan dan rasa tidak nyaman. Selain itu, stres dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota usus, sehingga menyebabkan disbiosis yang diasosiasikan dengan gejala IBS.

Apa Peran Motilitas Usus pada IBS?

IBS sering kali dikaitkan dengan motilitas usus yang tidak normal. Stres dapat menyebabkan usus berkontraksi lebih keras atau lebih tidak efektif dibandingkan biasanya, sehingga menyebabkan gejala seperti diare atau konstipasi. Perubahan motilitas akibat stres dapat memperparah kram dan rasa tidak nyaman di perut yang diasosiasikan dengan IBS, serta menimbulkan kembung dan sensasi perut bergas.

Bagaimana IBS Mempengaruhi Kesehatan Mental?

Hubungan antara stres dan IBS tidak hanya terkait masalah fisiologis, namun juga psikologis. Menderita IBS dapat menyebabkan kecemasan dan stres, yang dapat memicu lingkaran setan. Penderita IBS dapat merasa khawatir akan kemungkinan IBS kambuh saat di tempat umum, sehingga meningkatkan level stres dan kemungkinan menderita gejala tersebut. Stres psikologis ini dapat memperparah gejala fisik IBS lebih lanjut, membuat individu lebih sulit mengatasi kondisi mereka.

Selain itu, kecemasan dan depresi umum dialami penderita IBS, karena mereka kadang merasa terisolasi akibat karakteristik penyakit yang tidak bisa ditebak. Mengatasi stres dan menjaga kesehatan mental menjadi langkah penting untuk mengatasi IBS dengan efektif.

Apa Strategi Pengelolaan Stres yang Efektif untuk Penderita IBS?

Mengatasi stres adalah bagian penting dalam penanganan IBS. Beberapa teknik dapat membantu mengurangi stres dan meredakan gejala IBS:

1. Mindfulness dan Meditasi

Mindfulness dan teknik relaksasi dapat membantu mengurangi stres dengan menciptakan ketenangan. Teknik seperti yoga dan meditasi membantu mengatur respon stres tubuh, mengurangi tingkat kortisol, dan memperbaiki sistem pencernaan. Penelitian menunjukkan bahwa mindfulness dapat secara signifikan meredakan gejala IBS karena membawa ketenangan pada interaksi otak dan sistem pencernaan.

2. Olahraga Rutin

Beraktivitas fisik membantu mengurangi stres dan meningkatkan motilitas usus. Olahraga merangsang produksi endorfin, pembangkit suasana hati alami tubuh, dan membantu memperlancar buang air besar (BAB). Olahraga secara rutin dapat secara signifikan meredakan gejala psikologis dan fisik IBS.

3. Terapi Perilaku Kognitif (CBT) 

CBT adalah penanganan psikologis yang efektif untuk IBS. Metode ini membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang terkait dengan stres dan kecemasan, sehingga mampu mengurangi beban psikologis penderita IBS. CBT diketahui mampu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan gejala IBS dengan memperbaiki hubungan antara pikiran dan tubuh.

  1. Perubahan Diet: Beberapa makanan dapat memperparah gejala IBS, dan stres dapat membuat sistem pencernaan lebih sensitif terhadap pemicu tersebut. Diet seimbang yang menghindari makanan berlemak, pedas, dan yang mengandung gas, penting untuk mengatasi IBS. Selain itu, makanan kaya serat dan probiotik dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan dan meredakan gejala IBS. 
  2. Tidur Teratur: Tidak cukup tidur dapat memperparah stres dan memicu kambuhnya IBS. Membuat jadwal tidur yang teratur, menerapkan teknik relaksasi sebelum tidur, dan menciptakan suasana yang tenang untuk tidur dapat meningkatkan kesehatan mental dan meredakan gejala IBS.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

1. Apakah IBS sama dengan Radang Usus Besar (Inflammatory Bowel Disease/IBD)?

Tidak, IBS adalah gangguan fungsional yang menyerang hubungan antara otak dan sistem pencernaan, sedangkan IBD merupakan peradangan kronis saluran pencernaan, termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.

2. Apakah IBS merupakan kondisi serius? 

Walaupun IBS tidak membahayakan nyawa, kondisi ini dapat secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup individu. Gejalanya dapat mengganggu dan menimbulkan tekanan emosional, sehingga menyebabkan kecemasan dan depresi.

3. Apa perbedaan IBS dan intoleransi makanan?

Intoleransi makanan, seperti intoleransi laktosa atau gluten, merupakan kondisi sulit mencerna beberapa jenis makanan tertentu, sedangkan IBS adalah gangguan yang lebih luas, dengan berbagai macam pemicu.

4. Apakah gejala IBS menyerupai kondisi lain?

Ya, gejala IBS dapat menyerupai penyakit pencernaan lain, seperti penyakit celiac, intoleransi laktosa, atau IBD. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Buat Janji Temu di Rumah Sakit Pantai

Stres dapat memiliki pengaruh signifikan pada Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS), karena dapat memicu atau memperparah gejala, seperti nyeri perut, kembung, dan perubahan pola buang air besar. Jika Anda mengalami gejala tersebut, penting untuk segera mencari bantuan medis. Penanganan stres yang efektif serta rencana pengobatan yang dipersonalisasi dapat membantu mengurangi frekuensi kambuhnya IBS dan meningkatkan kualitas hidup.

Jika Anda memiliki pertanyaan mengenai IBS, atau membutuhkan bantuan untuk mengatasi stres, hubungi kami untuk menjadwalkan janji temu di Rumah Sakit Pantai terdekat Anda. Tim tenaga ahli kami siap memberikan saran profesional dan dukungan untuk mengatasi IBS dan stres. Untuk membuat janji temu atau menjadwalkan konsultasi, hubungi pusat kesehatan di Rumah Sakit Pantai terdekat Anda.

Rumah Sakit Pantai telah terakreditasi oleh Malaysian Society for Quality in Health (MSQH) atas komitmennya terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.

Artikel yang Disarankan

Click to know more!
aad blue heart